Terus, wawancara itu tujuannya buat apa sih? Jadi selama ini kita ditugaskan untuk wawancara orang lain itu dengan maksud apa? Masa Cuma untuk sekedar tugas? Enggaklah, tujuan wawancara adalah sebagai berikut:
- bahan informasi,misalnya berkaitan dengan masalah sosial,politik,ekonomi,dll
- bahan opini,misalnya pendapat dan tanggapan narasumber terhadap suatu masalah.
- bahan cerita,misalnya untuk mendukung penulisan karya sastra.
- bahan biografi,misalnya riwayat hidup tokoh yang akan ditulis.
Setelah tau apa saja tujuan wawancara, sekarang kita akan bahas tentang unsur-unsur wawancara. Semua hal itu pasti ada unsur yang diperlukan agar hal tersebut bisa terjadi atau terbentuk, termasuk wawancara. Unsur wawancara ada 4, yaitu :
- Pewawancara. Dalam wawancara pasti ada pewawancara atau orang yang menanyakan pertanyaan. Kalo misalkan gaada pewawancara gimana coba? Siapa yang nanya?
- Narasumber. Sama seperti di atas, dalam wawancara pasti ada yang namanya narasumber, atau orang yang memberikan informasi. Kalo gaada narasumber, mau nanya sama siapa? Sama diri sendiri? Enggak kan, makanya narasumber itu harus ada.
- Tema. Tema itu yang menentukan isi wawancara. Pemilihan narasumber dan daftar pertanyaan yang ditanyakan ke narasumber juga harus sesuai dengan tema. Jadi kalau temanya kesehatan, cari narasumbernya yang berkaitan dengan kesehatan. Misalnya dokter atau perawat. Pertanyaannya juga yang sesuai. Jangan malah temanya kesehatan narasumbernya polisi pertanyaannya seputar kurikulum nasional.
- Waktu atau kesempatan. Namanya juga wawancara,harus ada Tanya jawab antar pewawancara dengan narasumber. Gimana caranya itu terjadi kalau gaada kesempatan untuk wawancara narasumber? Maka dari itu, sebelum wawancara, pastikan narasumber punya waktu yang bisa dipakai untuk wawancara. Jangan wawancara mendadak, nanti narasumbernya lagi buru-buru, dipaksa paksabuat wawancara lagi.
Nah, sesuai dengan pelaksanaannya wawancara dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
- wawancara terstruktur,yaitu wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
- wawancara tidak terstruktur,yaitu wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.
Wawancara itu ada 7 jenis udah kayak pelangi (pelangi mah warna). jenis wawancara yaitu:
- wawancara bebas,yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dulu dan pembicaraannya tergantung kapada suasana pembicara.
- wawancara terpimpin,yaitu wawancara dengan memakai daftar pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih sebelumnya.
- wawancara individual,yaitu wawancara yang dilakukan seseorang dengan responden tunggal.
- wawancara kelompok,yaitu wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.
- wawancara konferensi,yaitu wawancara antara seorang pewawancara dengan sejumlah responden atau sejumlah pewawancara dengan seorang responden.
- wawancara terbuka,yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas jawabannya.
- wawancara tertutup,yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.
Nah, gimana sih cara wawancara yang baik? Pertama-tama, sebelum wawancara harus mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu. Hal yang perlu dilakukan sebelum wawancara adalah:
- menentukan topik wawancara
- menentukan narasumber yang disesuaikan dengan topik wawancara.
- mengetahui identitas narasumber secara umum
- menghubungi atau mengkonfirmasi narasumber yang akan diwawancarai
- membuat garis besar atau daftar pertanyaan
- mempelajari masalah yang berkaitan dengan topik wawancara
- mempersiapkan alat Bantu untuk mencatat hasil wawancara
lalu ketika wawancara dengan narasumber,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu etika/sopan santun. Kita kan wawancara seseorang yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk kita wawancara, kita harus jaga etika, udah bagus dia mau kita wawancara,jangan malah bikin dia kesel karena kita gabisa jaga etika. Etika saat mewawancara narasumber yaitu sebagi berikut:
- datang tepat waktu sesuai dengan perjanjian
- bersikap sopan santun,wajar dan ramah
- dahulukan pertanyaan yang ringan dan sederhana
- bertanya dengan kalimat yang jelas dan singkat sesuai dengan topik wawancara
- hindari pertanyaan yang bersifat pribadi
- mencatat hal-hal yang penting hasil wawancara dan menyimpulkannya sendiri
- jangan menyela apabila narasumber sedang berbicara
- selesai wawancara ucapkan terima kasih
Nah, Sekarang, setelah kita tahu tentang apa itu wawancara dan bagaimana cara wawancara yang baik, sekarang agar lebih jelas lagi ada contoh wawancara. Yuk kita simak:
Waktu dan tempat: 17 Maret 2015, di SMAI Sinar Cendekia
Narasumber: Muhammad Taqwa
Tema: biotechnology robot assembly
T: Selamat siang
J: siang
T: boleh minta waktunya sebentar?
J: oh, boleh, silakan.
T: saya mau nanya nih. Kenapa berminat ikut Workshop ini?
J: ya seperti kebayakan peserta lainnya, saya tertarik dengan ide dari workshop ini yaitu robot biotek. Jadi kan robot biasanya terbuatnya dari besi atau plastik, tapi di workshop ini diajarkan cara buat robot tapi hanya dari DNA bakteri.
T: Bagaimana kesan ikut workshop hari pertama ini?
J: seru, tapi lumayan membingungkan. Bingungnya ya karena materinya masih sangat baru, jadi benar-benar gak tau apapun tentang hal ini.
T: lalu, workshop ini kan diadakan sehubung adanya IGEM yaitu International Genetically Engineered Machine yang mulai tahun ini diselenggarakan di tingkat SMA. Kira kira bagaimana pendapat anda tentang IGEM untuk jejnajng SMA?
J: bagus sih, jadi siswa SMA di seluruh dunia bisa belajar tentang robot biotek ini dan bisa ikut IGEM tanpa harus masuk ke universitas dulu. Kalau bisa ikut IGEM, apalagi kalau sampai dapat award kan bisa membantu mereka untuk bisa kuliah di universitas yang bagus seperti Harvard atau MIT.
T: lalu, apa ada minat untuk ikut IGEM? Kalau ada apakah ada kendalanya?
J: ya ada minatnya, tapi kendalanya ya itu, belum terlalu mengerti materi tentang robot biotek itu. Kalau masalah administrasi kan uang bisa dicari, kalo pengalaman ikut IGEM kan jarang jarang.
T: kalau workshop ini diadakan lagi tahun depan kira kira mau ikut lagi gak?
J: pasti mau ikut lagi, agar bisa lebih dalam lagi belajar tentang robot biotek ini. Hitung-hitung tambah pengalaman lagi. Kan kalau tahun ini sudah bisa bagus kan siapa tahu tahun depan bisa lebih baik lagi.
T: okay, itu aja. Terima kasih untuk waktunya
J: iya, sama sama
Nah, itu tadi hasil wawancara dengan Taqwa, salah seorang peserta workshop Biotechnology robot assembly yang diadakan di SMAI Sinar Cendekia. Sekarang, dari wawancara di atas, kita akan bikin kesimpulannya. Kesimpulan dari wawancara itu bentuknya berita atau paragraf. Cara menyimpulkan hasil wawancara adalah dengan menemukan pokok pokok isi wawancara dan menyusunnya menjadi paragraf yang baik. Cara menemukan pokok pokok hasil wawancara adalah dengan menyimpulkan isi dari setiap pertanyaan dan jawaban. Contoh kesimpulan dari hasil wawancara di atas adalah sebagai berikut:
Workshop biotechnology robot assembly yang diadakan pada selasa (17/3) hingga rabu (18/3) di SMAI Sinar Cendekia diikuti oleh sebagian dari kelas 10 dan 11 jurusan IPA di SMA Sinar Cendekia. Menurut salah seorang peserta workshop tersebut yaitu Muhammad Taqwa atau yang akrab disapa taqwa, dia dan kebanyakan peserta lainnya mengikuti workshop ini karena tertarik dengan ide robot biotek. Jika pada umumnya robot yang biasa kita kenal dibuat denga menggunakan besi ataupun plastik, kali ini robot yang dimaksud adalah makhluk hidup terutama bakteri yang direkayasa gennya agar bekerja sesuai dengan kemauan manusia. Menurut taqwa, workshop hari pertama ini cukup seru namun membingungkan berhubung materi yang disampaikan masih sangat baru bagi siswa SMA kelas 10 dan 11.
Workshop tersebut diadakan sehubung adanya IGEM yaitu International Genetically Engineered Machine yang mulai tahun ini diselenggarakan di tingkat SMA. Maka dari itu, SMA Sinar Cendekia melakukan kolaborasi dengan Dr. Arief Budi Witarto dari Universitas Tekhnologi Sumbawa yang tahun lalu berhasil mendapatkan penghargaan khusus di Boston, Amerika. Diadakannya IGEM tingkat SMA ini disambut hangat oleh siswa SMA di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Diadakannya IGEM tingkat SMA dinilai bagus dikarenakan siswa SMA di seluruh dunia bisa belajar tentang robot biotek ini lebih awal dan bisa mengikuti IGEM tanpa harus masuk ke universitas terlebih dahulu. Kalau mereka bisa ikut IGEM, dan apalagi kalau sampai mendapatkan penghargaan, itu dapat membantu mereka untuk bisa melanjutkan kuliah di universitas yang terkenal seperti Harvard atau MIT.
Banyak siswa SMAI Sinar Cendekia yang berminat untuk mengikuti IGEM ini namun mendapat kendala di bidang pengetahuan tentang robot biotek. Sedangkan untuk biaya pendaftaran dan lain sebagainya dianggap tidak menjadi beban untuk mereka. Uang pendaftara sebesar 40 juta rupiah dan berbagai peralatan yang mencapai puluhan juta rupiah dianggap tidak ada apa-apanya dibandingkan pengalaman dan kemungkinan diterima di universitas ternama. Sebagian besar dari peserta workshop tersebut mengatakan bahwa jika tahun depan diadakan workshop seperti ini lagi mereka pasti akan dengan senang hati mengikutinya lagi. Walaupun harus membayar untuk ikut workshop ini, namun uang merupakan masalah kecil jika disandingkan dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan dari workshop tersebut.
Foto bersama setelah Workshop hari kedua selesai
Kerja bagus Raina, kamu menulis dengan baik. :D
BalasHapusTETAP SEMANGAT, TERUS BELAJAR DAN KREATIF.